Senin, 07 Juni 2010

Bangga kah Anda menjadi salah satu pelajar Indonesia dengan segala perubahan peraturan tiap tahunnya?
Perubahan peraturan mengenai UAN tahun ajaran 2009/2010 memang mempunyai tujuan positif dari pemerintah untuk meringankan beban pelajar yang duduk di kelas 3 SMA, namun banyak yang menilai bahwa perubahan ini menandakan tidak adanya konsistensi dari pemerintah untuk pendidikan di Indonesia.
Mayoritas masyarakat khususnya pelajar menolak diadakannya UAN karena mereka menganggap indikator kelulusan hanya ditentukan tiga hari saja. Pemerintah terkesan tidak menilai proses belajar pelajar dari kelas satu hingga kelas tiga SMA. Pemerintah juga terkesan mengesampingkan efek psikologis yang mungkin ada pada saat pengerjaan soal-soal UAN. Selain itu juga di dalam suatu kota pasti lah terdapat sekolah favorit dan sekolah pinggiran. Akan tetapi pemerintah memukul rata semuanya, memberikan soal yang kadar kesulitannya sama sehingga sedikit membebankan anak yang bersekolah di sekolah yang tidak favorit.
Pemerintah menganggap UAN adalah cara yang tepat untuk menyaring anak-anak yang pantas memasuki jenjang yang lebih tinggi. Memang benar jika dipikir sepintas. Namun, banyak faktor yang harus lebih diperhatikan lagi. Semakin banyak peraturan yang dibikin, semakin anak atau pelajar pintar mencari cara untuk melanggar peraturan itu.
Setiap tahunnya ada saja pelajar yang ketahuan membeli jawaban UAN, atau menggunakan telepon genggamnya pada saat UAN, atau bahkan yang lebih buruk adalah guru sekolah tersebut membantu pelajar memberikan jawaban UAN.
Perbuatan tadi jelas salah. Cuma kita perlu mempertanyakan mengapa hal itu bisa sampai terjadi. Tak mungkin ada asap jika tidak ada api. Tak mungkin guru sebagai teladan mau melakukan hal memalukan seperti itu jika tidak ada sebabnya.
Sekolah mana yang tak malu jika mengetahui ada siswanya yang tak lulus. Selain mencoreng nama siswa itu, nama sekolah pun ikut tercoreng. Untuk itu, guru pun ikut menghalal kan segala cara agar sekolahnya lulus 100%.
Hal ini kah yang patut dibanggakan dari keadaan bangsa kita?
Selain itu juga, ntah mengapa, banyak sekali pelajar SMA yang melanjutkan pendidikannya di luar negri. Menjadi suatu kebanggaan yang tak terkira jika pelajar menuntut ilmu di negara orang. Padahal belum tentu universitas yang akan menjadi almamaternya ternama dan lebih bagus dari universitas yang ada di Indonesia ini. Sebenarnya apa yang salah dengan pendidikan kita? Kenapa anak bangsa malah merasa tidak bangga bersekolah di negaranya sendiri?
Jika lulus dari negeri orang pun, bagi mereka yang mempunyai otak encer lebih memilih untuk bekerja di negara orang, memajukan perusahaan asing, memajukan negara orang daripada bangsanya sendiri. Sangat miris jika melihat keadaan bangsa ini.
Bangsa kita memiliki anak yang cerdas, hanya saja pemerintah terkesan seperti tidak bisa menjaga mereka sebagai aset bangsa.
sangat disayangkan sekali keadaan yang seperti ini

posted by
Ruth Putryani Saragih
210110080093

10 komentar:

Anonim mengatakan...

sudah bukan rahasia lagi bahwa dibangsa ini semua kebijakan pasti ada konflik of interest... jadi tau sendiri lah kenapa...Proyek besarUAN

GL

Anonim mengatakan...

yohai, kayanya ada proyek besar UAN..
mungkin ada kong kalikong jg antara para peserta tender UAN dan diknas..
heran aja sama hasil UAN taun ini, masa sebagian besar yg ga lulus gara2 kunci palsu bahasa indonesia..
UAN ulang, proyek lagi tu.. duitt lagi..
Pendidikan Indonesia riwayatmu kini..

ruth.sinewsanchor mengatakan...

ya memang seperti itu lah kenyataannya bangsa ini. Indonesia bangga punya banyak anak bangsa yang cerdas-cerdas.
namun menurut saya, bangga tidak cukup. Tapi mempertahankan mereka dan menjaga mereka sebagai aset bangsa itu adalah tindakan yang tepat.
sering kali mereka kurang dihargai. mereka lebih memilih bekerja di luar negri karena bayaran yang setimpal dengan kemampuan mereka

Kacamata Jurnal mengatakan...

betul sekali pendidikan Indonesia riwayatmu kini.
masa depan Indonesia itu ada di tangan para pelajarnya yang sekarang. kalo sekarang aja para pejabat terkesan menyusahkan anak bangsanya, apa kabar tahun-tahun ke depan ya?
sekarang aja banyak para pejabat yang tidak bisa memimpin rakyatnya dengan benar. mau dibawa kemana negara kita ini?

my life my story mengatakan...

apa jadinya indonesia kalo setiap hal peraturannya dibuat makin sulit??
saya aja sebagai mahaiswa kayaknya banyak banget peraturan pemerintah yang agak menyusahkan.

Vannia mengatakan...

Ganti menteri, ganti aturan. Betul? hahaha

Kacamata Jurnal mengatakan...

wah ganti menteri belum tentu solusi yang baik. siapa tahu walaupun ganti menteri tapi pemikiran mereka tetap sama bagaimana?
yang perlu diubah adalah jalan pikiran para pemimpin bangsa ini

Anonim mengatakan...

ikut turut bersedih melihat pendidikan bangsa ini

Anonim mengatakan...

kalau gue jadi salah satu orang yang punya otak encer juga gue ogah deh kerja di Indonesia.
gajinya keciiiiiiiiiiiiiil. dan ga ada prestigenya sama sekali. huwahuwahuwahahahaha

Sorta Caroline (210110080010) mengatakan...

dari strukturnya salah..


kalo pas uan gagal,, masa cuma dari itu dinilainya ..

padahal sekolah udah 3 tahun ,,

seakan-akan prosesnya hanya berujung di 3 hari KERAMAT itu ajaaaa


:( mau dibawakemanaaaaa inii pendidikan kita ?

Posting Komentar

 

Copyright 2010 Kacamata Jurnal.

Theme by WordpressCenter.com.
Blogger Template by Beta Templates. | Distribution by Blogger Template Place