Minggu, 06 Juni 2010



Banyak tempat Spa and Lounge di Bandung yang seharusnya ditutup karena di dalamnya terdapat tindakan asusila. Tindakan asusila ini dilakukan oleh pelanggan terhadap karyawan. Bahkan bisa juga perusahaan tersebut menutupi-nutupi tindakan tersebut demi meraup keuntungan bagi perusahaannya. Hal seperti itu banyak terjadi di tempat pijat plus-plus yang berkedok spa and lounge. Misalnya dalam perusahaan X spa and lounge yang sebenarnya hanya memiliki service untuk pelanggannya berupa spa, sauna dan massage, ternyata secara tersembunyi mereka memberikan pelayanan lebih yaitu, pijat plus-plus. Plus-plus disini maksudnya, pemijat yang semuanya wanita biasa “menjual” dirinya kepada pelanggan yang sedang dipijat olehnya.

Ditemui di markas Satpol PP kota Bandung di Buah Batu, Sabtu (5/12), Ahmad Fauzan (44) selaku Danton (Komandan Pleton) Satpol PP membantah dengan tegas saat ditanya apakah ada anggota yang menerima uang pelicin dari usaha pijat plus-plus terebut. Ahmad menegaskan, “Tidak ada kerjasama antara pihak birokrat atau aparat dengan perusahaan. Kerjasama yang ada secara legal formal yaitu kerjasma secara resmi antara pemerintah dengan perusahaan dan ditandatangani oleh kedua belah pihak. ”Sudah menjadi rahasia umum kalau instansi atau aparat seperti Satpol PP dekat sekali dengan persoalan uang “pelicin”.

saat diceritakan mengenai "uang pelicin" tersebut, Ahmad yang tadinya membantah dengan tegas masalah oknum yang menerima uang “pelicin”, memberikan pernyataan yang berbeda dari sebelumnya. Ia mengiyakan bahwa adanya kemungkinan oknum aparat yang menerima uang tersebut sebagai uang tutp mulut. “Tapi kami tidak menutup mata mengenai hal ini dan tidak menutup kemungkinan juga bahwa ada oknum yang memang melindungi tempat-tempat seperti pijat plus-plus .”, kata Ahmad.

Berarti bisa dikatakan bahwa tempat seperti karaoke dan pijat plus-plus tersebut adalah daerah “basah” oknum aparat yang menyalahgunakan wewenangnya. Ahmad menambahkan, “Pokoknya, dalam legal formal tidak ada yang mengatkan seperti itu. hal tersebut mungkin hanya dari pribadi oknum aparat saja. Sekali lagi, kami memang tidak menutup mata adanya praktek terlarang seperti itu”.

Dalam setiap instansi seperti, Polri dan Satpol PP ada divisi-divisi khusus yang menindak masalah pelanggaran hukum seperti masalah ini dan setiap pelanggaran hukum terkait dengan peraturan pemerintah No. 30 Tahun 1978. Pihak instansi melakukan penyelidikan terhadap oknum-oknum yang memang terlihat melakukan pelanggaran. Bagi oknum yang melanggar tersebut akan langsung dibuatkan BAP dan dikenakan sangsi, misalnya penurunan pangkat atau penurunan gaji. Saat ditanya apakah sudah ada oknum yang melanggar Ahmad menjawab dengan tegas, “Sampai sejauh ini belum, semua masih baik-baik saja.”

12 komentar:

Aditya Shorea Pratama mengatakan...

wah kalo itu kyaknya gak usah ditanya lagi deh mbak mega. Pasti ada yang namanya uang pelicin. Kalo gak, mungkin udah dibakar sama warga. Tapi kalo ada yg jaga kan pasti aman tu tempat. btul gak?..

maria naomi mengatakan...

yang banyak ada di daerah mana tuh..??.. jangan2 di dago banyak..

Kacamata Jurnal mengatakan...

yup. emang bisa aman. kalo urursan uang pelicin kaya gini emang udah jadi rahasia umum.

kalo yang legal sih mungkin sudah ada yg terkenal di bandung. kalo untuk yang illegal itu yang masih erlu dipertanyakan keberadaannya

happy-roro- ashtra mengatakan...

kalau uang udah bicara mah..
tempat kaya spa plus plus pun tetep aman.. selagi uangnya masih mengalir mah..

Dery Adhitya Putra mengatakan...

wah ini sih udah jelas, di salah satu plaza di dago (sekalian aja bilang tempatnya) aja ada tempat pijat plus-plus, namanya a****** hahaha

Jurnal Kita mengatakan...

Uang pelicin sekaligus bispak buat para aparat nih.
hahaha. gratisan!

Deny mengatakan...

waaahh dery tau nih tempatnya kesana yu der! lu nya jangan bilang2 anna tapi
hahahhaa

Kacamata Jurnal mengatakan...

hahahhaa
disini kan ga boleh nyebut merk. dituntut lagi nanti gue.hahahaha

ruth.sinewsanchor mengatakan...

apa ya yang orangtua mereka katakan kalo tau anaknya kayak gitu? bunuh diri kayaknya

wanda rahmania mengatakan...

wah ga heran sayah kalo kayak gitu... yang sederhana kayak masalah angkot aja ada oknum sendiri masa tempat2 kayak gitu ga ada

Yoga_Nugraha mengatakan...

pijat plus2...dimana aja tuh?haha

Kacamata Jurnal mengatakan...

@ruth : orang tua mereka ngga tau kalo mereka melakukan pekerjaan itu. yang sempat saya wwancara kemaren, mereka mengaku ke orang tuany kalo mereka itu bekerja sebagai spg. saya yakin pasti setiap orang tua sangat kecewa kalo tau anaknya bekerja seperti itu.

@wanda: hahahhaa. ya itulah indonesia

@yoga : sekarang si banyak yang berkedok spa and lounge padahal di dalmenya ada gituannya. ngga bisa sebut merk di sini. nanti di kasih tau langsung aja yaa.hahhah

Posting Komentar

 

Copyright 2010 Kacamata Jurnal.

Theme by WordpressCenter.com.
Blogger Template by Beta Templates. | Distribution by Blogger Template Place