Dewasa ini banyak kalangan artis mencalonkan diri menjadi petinggi negara dan banyak juga masyarakat luas yang meragukan kemampuan mereka. Pencalonan diri tampak menjadi trend. Baik mereka yang mempunyai latar belakang pendidikan maupun yang tidak, tampaknya bukan menjadi penghalang untuk tetap mendaftarkan diri.
Rachel Maryam, artis yang dulunya berambut kribo ini merupakan salah satu artis yang berhasil menduduki kursi DPR tepatnya di Komisi I yang membawahi Pertahanan, Luar Negri, Intelegensi, Informasi dan Komunikasi. Rachel begitu ia akrab dipanggil tidak mempunyai latar belakang pendidikan yang berkaitan dengan politik.
Saya mendapatkan kesempatan mewawancarai Rachel Maryam, di Restoran Suis Butcher, Setia Budi, Banudng. Wawancara yang memakan waktu dua jam terasa begitu cepat. Rachel menjawab semua pertanyaan dengan sangat antusias. Ia sangat firendly. Tidak ada kesan sombong sama sekali sebagaimana pandangan banyak masyarakat selama ini mengenai artis. Berikut hasil wawancara yang saya lakukan dengan artis plus wakil rakyat ini.
Banyak masyarakat yang memandang sebelah mata artis-artis yang menduduki kursi DPR. Bagaimana tanggapan Anda mengenai hal ini?
Saya tidak terlalu menanggapi pendapat-pendapat masyarakat karena secara pribadi saya sendiri yang tahu tujuan saya masuk kursi DPR, saya yang tahu perjuangan saya di dalamnya. Rakyat terdiri dari berbagai macam kalangan, ada pekerja, ada buruh, ada petani termasuk seniman artis. Jadi bagi saya sah-sah saja. Jangan melihat artis itu spesial dan berbeda dari yang lainnya.
Apa yang membuat Anda beralih jalur dari seorang seniman menjadi seorang anggota legislatif?
Sebelum menjadi seorang seniman pun saya sudah kritis terhadap keadaan sekitar. Di saat saya sudah menjadi artis, saya ditawarkan oleh partai Gerindra dan saya merasa jiwa kritis saya bisa disalurkan melalui partai ini. Kalau kita hanya bisa mengkritik di balik layar, saya rasa itu useless. Makanya saya masuk ke dunia politik agar kritikan saya lebih terarah.
Kondisi Indonesia yang seperti apa yang Anda maksud untuk dkritisi?
Banyak. Saya melihat negara kita masih jauh dari apa yang rakyat cita-citakan. Dari segi kesejahteraan masih jauh, dari segi hukum atau UU masih banyak yang tumpang tindih. Jadi, memang masih banyak yang harus dibenahi dari negara ini.
Apakah Anda mempunyai keinginan untuk merubah image dan penampilan Anda dari seorang artis menjadi seorang wakil rakyat?
Kalau saya datang ke kantor jelas saya memakai pakaian sebagai seorang anggota dewan bukan karena saya menjaga image tapi karena saya menghargai lembaganya yang notabene adalah lembaga yang terhormat. Saya menyesuaikan penampilan saya dengan keadaan yang akan saya hadapi. Jadi saya tidak ada niat untuk merubah image, saya lebih memilih untuk tampil apa adanya.
Apakah Anda merasa Anda terpilih menjadi seorang anggota dewan karena kemampuan Anda atau karena Anda seorang artis yang cukup dikenal oleh publik?
Masyarakat Indonesia masih pragmatis. Kebanyakan mereka memilih orang yang mereka kenal. Maka dari itu, profesi artis sangat membantu saya dalam pemilihan anggota DPR ini. Walaupun demikian, saya tetap melakukan kampanye. Saya tidak mengandalkan nama besar saya saja. Saya tetap turun ke lapangan, mengadakan kontak langsung dengan rakyat.
Anda sebagai lulusan perhotelan, bekal apa yang Anda punya sehingga Anda berani mencalonkan diri sebagai wakil rakyat?
Menurut saya, modal dasar yang harus dipunyai seluruh wakil rakyat adalah mempunyai semangat untuk memperbaiki negara. Artinya mereka mempunyai rasa kebangsaan yang besar dan mereka punya semangat untuk memperbaiki keadaan negara. Jadi saya rasa buat apa kita sekolah tinggi-tinggi kalau kita tidak mempunyai semangat untuk merubah negara dan mendengarkan aspirasi rakyat.
Lalu bagaimana dengan ilmu politik yang seharusnya Anda pahami dan kuasai?
Saya bukan tipe orang yang gemar membaca buku, melainkan saya adalah orang yang senang berdiskusi. Saya tidak pernah malu bertanya tentang segala sesuatu, saya tidak takut terlihat seperti orang bodoh yang tidak tahu apa-apa. Toh setelah kita bertanya otomatis kita akan mendapatkan ilmu baru. Dan untung saja orang-orang yang ada di partai saya ini adalah orang-orang yang tidak pelit ilmu, sehingga mereka mau dengan rela membagikannya kepada saya. Jadi dari sanalah saya memperoleh ilmu.
Apa yang membuat Anda tertarik tergabung di dalam Partai Gerindra yang notabene adalah partai yang baru lahir?
Sebelum ditarik oleh Partai Gerindra, saya pernah ditawari oleh sebuah partai yang sudah cukup lama dibandingkan dengan Partai Gerindra. Namun saya merasa pada saat itu saya belum siap masuk ke mesin politik. Ketika Sekjen Gerindra meminta saya pada periode baru-baru ini, saya merasa sudah siap dan cukup matang. Memang benar partai ini adalah partai baru, namun setelah beberapa kali berdiskusi dengan Sekjen Gerindra dan mengenal Prabowo secara pribadi, saya merasa saya bisa betah di partai ini. Dan yang paling penting adalah saya satu visi dengan perjuangan-perjuangan di Partai Gerindra.
Berbicara mengenai kampanye, berapa dana yang Anda habiskan agar Anda terpilih menjadi anggota DPR?
Seperti yang sudah saya katakan, profesi artis cukup meringankan saya, sehingga saya tidak perlu melakukan usaha mati-matian agar masyarakat mengenal saya. Untuk kampanye, saya menghabiskan dana sebesar 2 Milyar rupiah. Namun, itu bukan murni uang saya. Saya diberi dana oleh Partai Gerindra. Uang dari saya sendiri sekitar 200 juta rupiah dan selebihnya dibantu oleh Partai Gerindra.
Dari gaji yang Anda peroleh di DPR, apakah gaji tersebut dipotong untuk Partai Gerindra?
Sudah pasti, dan ini berlaku di semua partai politik.Dari partai apa pun itu pasti ada potongannya sebesar 25%. Namun bukan hanya potongan itu saja. Ada juga potongan 10% untuk fraksi. Jadi, kalau ditotal potongan sebesar 35%.
Apakah Anda merasa bahwa gaji yang Anda peroleh sepadan dengan keadaan rakyat Indonesia yang masih banyak di bawah garis kemiskinan?
Saya akui memang tidak sebanding. Pendapatan per kapita di Indonesia adalah 20.000 per hari. Akan tetapi saya setuju dengan gaji dewan yang tinggi karena dilihat dari tugas dan tanggungjawabnya yang besar. Kewenangan dari anggota dewan juga besar. Anggota dewan pasti rentan untuk diiming-imingi korupsi. Dengan gaji yang besar, sudah pasti anggota dewan akan berpikir dua kali untuk melakukan korupsi. Karena dengan gajinya saja, anggota dewan sudah berkecukupan. Jadi, saya merasa sangat keterlaluan jika ada anggota dewan yang melakukan korupsi.
Banyak kalangan artis memilih untuk membawahi komisi X yang tidak jauh dari seni. Berbeda dengan Rachel Maryam yang memilih untuk menduduki komisi I. Tentu saja ia mempunyai alasan memilih komisi tersebut dan masyarakat juga ingin tahu apa saja yang sudah ia lakukan di DPR khusunya di komisi yang menangani masalah Pertahanan, Luar Negri, Intelegensi, Informasi dan Komunikasi tersebut.
Mengapa Anda memilih komisi I sedangkan banyak kalangan artis yang memilih komisi X?
Karena saya melihat komisi I adalah komisi yang merumuskan Indonesia akan dibawa kemana. Komisi I adalah komisi tentang kebangsaan, tentang nasionalisme, tentang kedaulatan, dan juga tentang jati diri bangsa. Saya memilih komisi I karena saya ingin mengembangkan diri untuk sesuatu yang lebih berarti.
Menurut Anda, apa yang membuat Papua ingin melepaskan diri dari negara Indonesia?
Papua adalah daerah yang sangat kaya tetapi mereka merasa mereka tidak mendapatkan keadilan. Semua hasil bumi mereka tersedot oleh pusat dan tidak dirasakan oleh daerah. Menurut saya, keputusan pemerintah untuk membuat otonomi khusus sudah tepat agar mereka juga ikut merasakan keadilan tersebut. Daerah-daerah yang mempunyai potensi sumber alam besar seharusnya mendapat perlakuan khusus untuk dipertahankan.
Apakah Anda merasa otonomi khusus di Papua sudah berjalan dengan baik?
Otonomi khusus belum berjalan dengan baik. Kebijakan pemerintah mengatakan 30% dari hasil akan diberikan kepada Papua dan 70% akan disebar ke seluruh Indonesia sudah cukup baik. Namun, masyarakatnya belum benar-benar menikmati. Ini disebabkan oknum pemerintahannya yang sudah melakukan korupsi di tengah jalan. Ini juga merupakan tugas kami dari DPR untuk melakukan pengawasan yang lebih ketat mengenai dana otonomi khusus ini.
Anda sebagai orang yang menduduki komisi I, apa yang Anda lakukan terhadap Papua yang ingin melepaskan diri dari Indonesia?
Saya akan berusaha untuk mempertahankan mereka sebagai NKRI karena itu ada di dalam UUD 1945. Kita sebaiknya tidak melepas, melainkan memperjuangkan kota tersebut. Memperjuangkan bukan berarti dengan perlawanan yang keras. Banyak cara untuk mempertahankan, dan saya setuju dengan cara-cara yang demokratis dan diplomatis.
Apa kendala terbesar yang Anda hadapi selama Anda duduk di kursi DPR?
Saya sangat menikmati sekali profesi yang sedang saya jalankan sekarang, sehingga belum ada kendala yang begitu berarti. Namun kendala itu tetaplah ada, diantaranya di komisi I, suara saya paling minoritas karena Gerindra adalah partai yang paling sedikit. Jika ada keputusan yang diambil melalui voting, suara saya jarang memperoleh kemenangan. Selain itu, pengetahuan saya mengenai politik juga masih kurang sehingga saya masih banyak perlu belajar.
Menurut Anda mengapa masih banyak masyarakat yang menuntut banyak hal padahal wakil rakyat sudah bekerja secara optimal?
Semua akar permasalahan adalah karena mereka tidak puas akan kesejahteraan yang sudah mereka dapatkan sekarang. Mereka merasa mereka belum mempunyai taraf hidup yang baik, belum benar-benar merasakan kenyamanan tinggal di negara ini. Saya rasa, orang yang sudah mendapatkan kenyamanan dan sudah merasa adil tinggal di negara ini, tidak ada seorang pun yang melakukan aksi protes.
Semangat Rachel Maryam untuk membangun bangsa perlu diacungi jempol. Predikat artis yang ia pikul selama ini tidak menghambatnya untuk terus berkarya demi membangun bangsa ini.
posted by
Ruth Putryani Saragih
210110080093